PREFACE
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Asyhadu alla ilaaha ilallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah.
Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad, waala aali sayyidina Muhammad. Sampaikanlah shalawat sepenuh rindu kepada
sosok tauladan yang termulia sepanjang jaman yang membawa diri ini dari gelap
menuju terang, yang tanpanya aku tiadalah rasa bersyukur berterimakasih menjadi
umat Islam. Tak tahu mengapa jika kumengingatnya, dalam rasa sakit ini rasanya
semua nya keluh kesah dalam sakit ini seraya menghilang berganti dengan rasa
bahagia karena ditakdirkanNya menjadi umat kekasih Allah yang paling
dicintaiNya, Muhammad SAW. Alfatihah.
Allahumma
firli waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayani shoghiro. Ya Allah, limpahilah curahkanlah
kebahagiaan dan kebaikan demi kebaikan kepada kedua orangtuaku, dan kasihi dan sayangi
kedua orangtuaku sebagaimana mereka menyayangi ku seumur hidupku. Begitu juga
dengan keluarga besarku ya robb, limpahilah dengan keindahan bersamaMu, Bersatu
dengan namaMu, Rahman rahimMu menyinari kami, limpahilah dengan Kesehatan dan
rejeki yang barokah aamiin. Alfatihah.
Ya Allah,
limpahilah kebahagiaan dunia akhirat
kepada guru-guru kehidupanku dimanapun mereka berada, kasihi dan sayangi
mereka ya Allah, balaslah semua
jasa-jasa beliau dengan umur yang barokah, rejeki yang barokah,dan kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. alfatihah.
E-book ini
kutuliskan sesungguhnya untuk menjalankan tugas mentorku dan juga coach ku
yaitu coach Wangsit, beliau menchalenge ku membuat kisah “Menjadi Obor Jiwa”
untuk menginspirasi yang diambil dari kisahku berjuang selama 10 tahun dilanda
sakit yang banyak membuahkan hikmah terindah buat diriku dan bagaimana aku bisa
jadi coach certified BNSP (diakui negara) . Terimakasih ku pada beliau, karena
memintaku membuatnya, semoga menjadi journal kehidupan yang indah, berkesan dan
tak akan dapat kulupakan seumur hidupku, yang membawa ku kepada cintaNya dan
cinta Rasul-Nya dan semoga bisa menambah semangat buat para pembaca yang
Budiman dalam menjalani kehidupan.
Bismillahirohmanirrohim.
Dengan ini kumulai kisahku ini, “Menjadi Obor Jiwa”.
Pekanbaru,
26 November 2020
BAGIAN 1
Perjalanan aku bisa kuat dalam menghadapi kondisi
kesehatan
Alhamdulillah,
tak terasa sudah 10 tahun bahkan lebih sejak gejala pertama sakit ku. Dalam
E-book ini aku tak mau mengisahkan fakta derita demi derita yang menghela. Aku
akan menceritakan hikmah yang mengada sehingga rasa syukur mengada pada diri
ini dan semoga pembaca yang budiman bisa memetik hikmah dari kisah ku ini.
Ijinkan aku,
memulai nya dengan curhatku pada Allah yang kutuliskan pada tanggal 5 Maret
2012.
Rasa
Sakit Ini...
Alhamdulillah jari jemari ini masih bisa menuliskan
asaku terhadapMu
Sampaikanlah sholawat beriring salam rindu kepada baginda Rasulullah saw
Allah..
Ijinkanlah aku berkisah tentang rasa sakit ini
Jasad pundakku leherku tanganku terasa sakit dan ngilu sudah 8 bulan ini
Apalagi jika berjalan..Allah terasa sakiit sekali..
Namun kusadari inilah suatu episode dalam kehidupanku
Kau beri aku peran utama dalam episode kehidupanku
Ya...merasakan sakit jasadi, namun bisakah ruhaniku tetap merasakan kasih
sayangMu
Tetap bisa terus berprasangka baik padaMu
Allah..
Jasadku Terus berikhtiar maksimal lewat apa yang bisa dilakukan
Jiwaku terus berjuang tuk merasakanMu selalu..sehingga yang kurasakan hanyalah
kenikmatan bersamaMu...sungguh Allah..betapa indahnya momen saat kulepaskan
rasa sakit ini padaMU..
Kupasrahkan sakitku ini padaMu..Wahai Yang Maha Berkehendak..KehendakMulah yang
terjadi di dunia ini
Allah..
Kusadari hidup ini ibarat menjalankan peran dari episode satu ke episode
lainnya dengan skenarioMu, Sang Maha Sutradara
Rewards dan Awards sudah Kau siapkan baik di dunia maupun di akhirat jika ridho
dan ikhlas dengan ketetapan ini
Begitupula punishment jika tak ridho dan tak ikhlas..
Allah..
Kutak perduli dengan rewards dan awards itu..
Yang kuinginkan adalah terus merinduMu..merinduMu..dan merinduMu..Sambil
kumenjalankan peranku sebagai si sakit dalam suatu episode kehidupanku yang
fana ini...hingga datanglah akhir masaku dan akhirnya berjumpa denganMu Wahai
Yang Kurindu..
Allah...
Kuyakini skenarioMu adalah Grand DesignMu..Yang terbaik...buat dunia akhiratku
Kusyukuri Ya Allah...dalam kelemahanku ini..kumasih dapat mencurahkan isi
hatiku
..subhanallah..betapa bahagianya Allah saat
kumenuliskannya..
Terimakasih ya Allah...tanpa kekuatan dariMu kutak mampu melakukannya..
Laahawla walaa quwwata illabillah..
Tak
terasa sekarang sudah tahun 2020 tepatnya 26 November 2020. Rasa sakit itu
masih ada. Badai demi badai kulalui, dengan rasa sakit di raga ini. Allah tak
hanya memberiku rasa sakit, DIA juga memberi untaian mutiara hikmah yang
terindah yang semakin kuuntai semakin indah, sebagai penghibur lara.
Hari-hariku penuh dengan “petualangan penuh canda, kadang marah, kadang merajuk,
kadang hampa, kadang tangis” denganNya. Tangis pun kadang tangis karenaNya kadang
tangis karena merana. Kadangkala di dalam petualanganku aku jatuh terjerembab,
namun kubangkit lagi kubangkit lagi, karena keterpesonaan aku dengan
keindahanNya.
DIA
tidak pernah zolim, namun kadang dalam isak tangisku kadang kumemaki nya kumerajuk,
namun ada saja caraNya yang membuatku kembali merindu padaNya. Ada pepatah
bilang, benci benci tapi rindu. Aku mengalaminya pada Allah, ada rasa lelah
sakit, bosan, dan akhirnya memaki Tuhan “aku bukan orang jahat Allah, kenapa
aku tidak Engkau sembuhkan, kenapa bukan orang jahat saja yang Engkau beri
sakit”, namun hal itu tak berlangsung lama, kadang aku tertidur dalam keadaan
marah, namun benar seperti yang ada di Al Quran tidur itu istirahat.
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian,
dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Al Furqon : 47)
Dan juga
kadang deraian hujan yang membasahi bumi membuat aku tenang kembali.
Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus
asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha
Terpuji. (Asy Syura:28).
Allah
tidak menzolimi diriku. Aku berusaha untuk iqro, bacalah dengan nama Tuhanku.
Manusia diciptakan bukanlah tanpa maksud. Aku diciptakan dari alam ruh, dan
saat di alam ruh aku berjanji. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan),(Al A’raf:172).
Berjuta-juta tahun aku di’briefing’ Allah hingga aku
ditiupkan ke rahim ibunda tercinta, 9 bulan di dalam kandungan, sang aku bayi
yang baru lahir, dilahirkan fitrah. Lalu hiduplah aku di dunia dengan beragam
pengalaman hidup lewat apa yang kulihat, apa yang kudengar, apa yang kurasa,
hingga membuahkan sebuah persepsi /believe/value/paradigma
yang membuat sebuah prilaku. Allah adalah Maha Boss ku yang mengirim aku ke
dunia untuk menjalankan tugas pengabdian.
Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku).(Az
Dzariyat:56)
Dan Allah juga menugaskan aku untuk menjalankan tugas
khalifah.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman,
"Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Al
Baqarah:30).
Sebagai seorang Maha Boss pastilah DIA sudah menentukan
sepresisinya tentang takdir si fulan Eva, sebesar biji zarrah sudah dia
persiapkan sesuai dengan keinginannya agar ia
bisa menjalankan tugasnya sebagai hambaNya dan sebagai khalifahNya. Selayaknya
seorang bos terhadap bawahannya, sedemikian juga Maha Boss kepada manusia, ada
rewards dan punishment. Untuk mendapatkan rewards, jelas dalam menjalankan
tugas si fulan Eva sudah diberi alat yaitu jiwa (kalbu) dan raga (akal). Tugas
si fulan Eva tidaklah sulit, dengan 2 alat itu bisakah mempertahankan
perjanjian dengan Tuhannya saat di alam ruh, bahwa Tuhannya hanya Allah,
bukan yang lain seperti harta, anak,
suami, jabatan, pangkat, dan illah lain selain Allah. Saat si fulan Eva di
dunia, diberi rasa sakit 10 tahun lebih, pasti ada maksudnya, yang sebelumnya
diberi kenikmatan sehat dan bisa eksis di dalam banyak komunitas. Jika dunia
dianggap abadi, meranalah terus si fulan Eva karena dilanda sakit yang tidak
sebentar. Tapi jika dunia ini hanya sementara, memang di dunia bukanlah tempat
santai, tapi tempat untuk berjuang untuk mendapatkan rewards surga abadi yang
menanti disana. Dan, apa benar bahwa sakit si fulan Eva bukanlah jawaban doa. Semua
untaian doa dijabahNya lewat sakit ini. Ijinkan aku menuliskan kisahku saat
berhaji ke tanah suci tahun 2009 namun baru kutuliskan 9 Februari 2010.
Wahai Allah,
Tidak terasa hari berganti hari, bulan berganti bulan... Rasanya masih teringat
momen2 indah bersama-Mu disana. JamuanMU dalam susah maupun senang, semakin
direnungi, begitu indah Karena karunia hikmah dari Engkau sebagai tanda cinta
buat kami. Segala puji hanya MilikMu ya Allah.. Sampaikanlah..shalawat &
salam kepada Rasulullah saw...

Kali ini..
kuingin merenungi hikmah dibalik Kumelihat Bulan & 1 Bintang.. Sejak tiba
di tanah suci Makkah..KAU tampakkan padaku hanya 1 bintang..di langit.. hanya
1 bintang.. kumerindukan.. dimana bulan.. Disaat sholat di lantai 4 Masjidil
Haram... kala terakhir untuk bergegas menuju Aziziyah.. Sedih, harap-harap
cemas bercampur menjadi satu... kerinduan menyeruak..karena harus berpisah
dengan rumah Sang Pemilik Ka'bah.. yang mana..kenikmatan beribadahnya
luarbiasa.. Kutatap langit.. hanya 1 bintang di langit.. di dalam hati
kuberdoa, "Ya Allah, jadikanlah bintang itu menjadi saksi.. di akhirat
kelak.. bahwa aku pernah disini..berharap hanya keridhoanMU". Saat menginap
di apartemen Zahir di wilayah Aziziyah, sebelum menuju Mina. KAU takdirkan aku
untuk datang bulan.. Sempat kerinduan untuk sholat seperti jamaah yang lain
menyergap.. disaat sholat berjamaah bersama 200 lebih jamaah.. beratapkan
langit di lantai paling atas apartemen.. Namun dari ENGKAU tidaklah pernah
salah.. Saatku tatap langitmu yang menghitam...penuh misteri keindahanNya.. Hanya
ada bulan dan 1 bintang... seperti ingin bicara... Apalah ya Robbi.. yang akan
KAU hidangkan dalam jamuanMU ini.. di atas langit masjidil haram..kau tampakkan
aku 1 bintang.. dan di atas langit apartemen ini.. kerinduanku untuk menatap
bulan.. terjawab.. dan 1 bintang terus menjadi saksi bisu.. Kerinduanku
menyergap untuk lebih mengenalMU.. Kutundukkan wajahku...kubuka terjemahan
alquran randomly.. Diri ini terhenyak...disaat itu.. yang terbuka adalah
surat Al An'am ayat 75-79 Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim
tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami
memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah
gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya
tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan
terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu
terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia
melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih
besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku,
sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya
aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.
Kutatap
langit dalam-dalam..sampai tidak berkedip..apakah ini jamuanMU ya Robb?..
Kuteringat disaat kumembaca buku bapak Agus Mustafa "Pusaran Energi
Ka'bah"...Kurenungi lagi.. Bahwa Nabi Ibrahim memperoleh keyakinannya
tentang Allah itu setelah melakukan proses "diskusi" panjang dengan
alam sekitarnya. Allah memperlihatkan keagungan ilmu-Nya di alam semesta kepada
Nabi Ibrahim, sehingga beliau akhirnya memperoleh keyakinan yang sangat teguh
bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Perkasa dibalik semua eksistensi ini.
Demikian panjang dan mendalam dalam proses pencarian Tuhan itu, sehingga
keyakinan yang diperoleh Nabi Ibrahim bukanlah sekedar di kulit saja, melainkan
berakar sangat dalam, menghujam jiwanya. Keyakinan seperti ini tidak mudah
goyah, bahkan tidak akan pernah goyah lagi.
Diceritakan
suatu ketika Bilal seperti biasa, mengumandangkan azan subuh. Biasanya, sebelum
azan Subuh itu selesai, Rasulullah sudah berada di dalam masjid untuk kemudian
memimpin sholat berjamaah bersama para sahabat. Namun, tidak seperti biasa,
Rasulullah Muhammad belum juga hadir meskipun Bilal sudah menyelesaikan kalimat
terakhir azannya. Ditunggu beberapa saat oleh Bilal dan para sahabat.
Rasulullah tidak juga muncul di masjid. Akhirnya karna khawatir terjadi
sesuatu, maka Bilal pun memutuskan menjemput Nabi, yang rumahnya bersebelahan
dengan masjid tersebut. Pintu bilik rumah Nabi diketuk-ketuk oleh Bilal sambil
mengucapkan salam. Tidak langsung ada jawaban dari dalam bilik. Namun sejurus
kemudian, Nabi muncul sambil menjawab salam. Dan kemudian mempersilakan Bilal
masuk. Apakah yang dilihat oleh Bilal? Ia melihat Nabi dalam keadaan yang
sangat mengharukan. Airmata berlinangan di pipi beliau. Matanya sembab,
menunjukkan betapa beliau menangis cukup lama, semalam. Karena khawatir melihat
kondisi Nabi, Bilal pun bertanya kepada beliau. Ada apakah gerangan, sehingga
Rasulullah menangis seperti itu. Apakah Nabi sakit?. Atau Nabi ditegur oleh
Allah? ataukah ada kejadian hebat lainnya? Maka Rasulullah menjawab, bahwa
beliau semalam telah menerima wahyu dari Allah. Lantas beliau membacakan QS Ali
Imran 190-191.. yang artinya.. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka." (Agus Mustafa, “Pusaran Energi Kabah”).
Kisah diatas
menggugah diri ini..sebegitu dahsyatnya, Rasulullah disaat mendapatkan wahyu
tersebut.. .. Kurenungi makna dari jamuan-Mu ya robbi. Semoga ini adalah
pertanda, keridhoan-Mu untuk memulai perjalanan panjang ini.. Amiin, Allahumma
amiin.. mohon bimbing aku saudara/i ku... Hanya Allah sajalah yang bisa
membalasnya, atas segala yang tak terkatakan..ta' terhingga.. duri...9feb'10
Dari kisah
perjalanan haji 2009 itu, memang impian ku bisa seperti Nabi Ibrahim yang
mencari Tuhan dengan pencarian nya sendiri, aku istilahkan God Seeker.
Dan inilah aku, 10 tahun lebih aku sudah puas menjadi God Seeker. I ever been a
God Seeker, but now I am Allah believer and Rasulullah fan and follower. Mungkin
pencapaianku bukanlah materi, tapi inilah ketuntasan kegamanganku selama
puluhan tahun yang penuh dengan kehampaan karena belum tahu siapa aku, siapa
Tuhanku dan siapa rasulku.
Jika
kuflash back lagi di akhir Desember 2004, adalah hari dimana aku terasa sebagai
seorang mualaf walau KTP ku dari lahir tertulis beragama Islam. Aku menemukan
jalan hidupku, keindahan Islam kutemukan lewat majelis Tafakur Mutiara Tauhid,
lewat keberkahan mengajar di AMIK Mitra Gama Duri. Aku salah satu orang yang
sempat berambisi berkarir dengan alasan waktu itu karena sudah capek-capek
sekolah sampai kuliah S1 dimana aku diberi
kesempatan sepuasnya menjadi aktivis organisasi walau harus mengorbankan nilai
akademik yang membawa hasil biasa saja , dan S2 di Institut
Teknologi Bandung dimana aku diberi kesempatan Allah mendapat predikat summa
cumlaude, namun ternyata takdirku mengurus anak,
buatku belum menikmati peran itu. Apalagi jika kubandingkan dengan teman-temanku seangkatan yang sudah berkarir
dengan gemilang, semakin terpuruk saja rasanya. Saat diberi kesempatan mengajar
disana, membuatku exited, dan dari sana mulailah aku dikenal sebagai
dosen di daerahku sampai akhirnya aku direkrut di sie Pendidikan masjid tempat
tinggalku, Masjid Agung Ushuluddin. AMAZING experiences, banyak
tanda-tanda kebesaran Allah kutemukan disana, masyaa Allah, tabarakallah.
Hingga akhirnya aku mulai dipercaya di beberapa tempat, sebagai seorang public
speaker local dan dilibatkan jadi aktivis Islam di daerahku. Alhamdulillah,
aktualisasi diri kutemukan disana. Namun kegamanganku, kadang menyeruak, disaat
aku takut aku tidak beriman, padahal di Al Quran disebutkan “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,” (Al Anfaal:2).
Allah memang terus menggiringku untuk akhirnya bisa menjawab rasa
gamangku, yang bergetarnya
kadang-kadang. Aku takut mati saat tidak beriman. Alhamdulillah, aku
ditakdirkan menjadi Event Organizer karena jabatanku di Sie Pendidikan
di masjid tempat aku tinggal, aku bertugas mengundang ustadz/ustadzah dan
trainer-trainer yang bisa melepas dahagaku sebagai seorang God Seeker.
Selama bertugas, aku sambil belajar dan menyaksikan sendiri tanda-tanda
kebesaran Allah selama menjalankan tugas, seperti ukhuwah islamiah yang indah
berteman berasa saudara, getaran ilahiah buliran airmata bersaksi walau belum
panjang, serta campur tanganNya dalam event-event Islamiah yang kami lakukan,
masyaa Allah indah rasanya.
Tahun 2009 adalah momen-momen spiritual yang indah karena aku bisa ikut
training ESQ di Pekanbaru, training sholat khusuk, dan ditakdirkanNya
berikhtiar berhaji ke tanah suci. Hingga akhirnya di awal tahun 2010, karena
ketakutan tidak beriman, diajak untuk bermursyid agar bisa berzikir yang masyaa
Allah mengenalkanku pada Allah, dan kemudian belajar dengan teman-teman
seperjalanan membuatku mencintai rasulNya.
Eng ing eng, 2010 mulailah DIA secara cepat menjawab permohonanku yang
kupanjatkan bertubi-tubi kuzhohirkan saat thawaf ifadha saat ikhtiar berhaji 2009 di lantai 4 masjidil haram “Ya Allah,
jadikanlah aku hambaMu yang mencintaiMu dan RasulMu melebihi dari apapun yang
ada di dunia ini”. Hikmah yang kudapatkan, memang
sakitku adalah wujud tanda cintanya Allah padaku, untuk menjawab kegamanganku dan
kehampaanku yang puluhan tahun. Lewat sakit, semua yang kucintai yang
kubanggakan dicabutNya, gelaran aktivis si fulan Eva dicabutNya, hingga aku
merasa bukan siapa-siapa, sampai kepada titik nadir titik terendah yang
membuatku zero, harga diri di keset, tiada lagi penghargaan dunia atas
pencapaian dunia, teman-teman pun jauh berkurang, tinggal aku sendiri dengan
petualanganku Bersama Tuhan (Allah Subhanahu wataalla) dan semestaNya yang
begitu indah. Momen-momen terindah dengan ketersunyianku menghening menghela
mengejawantah di dalam rasa yang ‘nano-nano’ menambah warna-warni rasa dalam
kehidupanku yang fana ini. Tiada yang buruk ketetapanNya, sesuai dengan apa
yang disebutkan di Al Baqarah : 216, “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal
itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik
bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Tidak
terasa 10 tahun berlalu, hingga akhirnya Bulan Mei 2020
saat bulan Ramadhan adalah momen yang indah buat aku karena Allah meridhoi aku
untuk mengikuti ESQ New Chapter online training, pertama kalinya aku berjumpa
via online dengan DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian, masyaa Allah diri ini sungguh
sangat bersyukur, sebuah enlightment religi-tainment dari Allah yang membawa
jiwaku terbang mengangkasa kepada Allah dan Rasulullah. Tahun 2004 aku masih
biasa-biasa saja pada nabi Muhammad, bahkan sempat kubertanya di hati, “Kenapa
ya rasulullah perlu didoakan, kan beliau sudah mulia tanpa perlu didoakan”. 2005
kumulai ada bulir-bulir rindu, sayang, cinta, admire, bangga, takzim pada rasulullah.
Benar kata pepatah, “tak kenal, maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”.
ESQ Training Executive 2009 salah satu pintunya dengan visualisasi yang indah dengan
high technya, audio yang menggelegar, dan petualangan rasa yang begitu terasa
membahana di dalam jiwa. 11 tahun tidak ikut ESQ, rasa kangen untuk ikut ESQ
terbayarkan di tahun 2020. Terimakasih mbak Rika, dengan kegigihannya dan
kesabarannya mengajakku untuk training ESQ, tapi apa daya jasadku belum bisa
pergi jauh sendiri. Saat ditawarkan training ESQ online, langsung mataku membesar
dan hatiku melonjak-lonjak kegirangan. Dan akhirnya kuikuti training tersebut, wow
more than I expected. Semua rinduku padaNya dan rasulNya terlepaskan, dan
juga ada peluang ikut free coaching di coaching for nation, aku
mendaftarkan diriku. Setelah training New Chapter ESQ berlalu, seorang coach
dari ESQ coaching for nation menghubungiku via whatsapp. Namanya
coach Ochi. Akhirnya kami janjian untuk sesi coaching dengan coach Ochi setelah
lebaran. Saat itu, saya sungguhlah amaze dengan
cara coaching yang luar biasa bisa menemukan sendiri solusi dari outcome yang
saya mau dalam sesi coaching tersebut, tidak perlu
dicekoki dinasehati dan menemukan banyak insight yang bisa membawa kepada
jawaban pertanyaan aku (Innerdriveku AL Hakam). Hal itu membawa aku untuk bisa
ikut di dalam coaching Academy di bulan Juni. Thank
you so much coach Ochi, barakallahu fiika wa jazakillahi khairan katsiira.
Alhamdulillahirobbilalamin
coaching academy di bulan Juni itu adalah hal terindah yang berikutnya (mohon
maaf bagiku semua nya terindah, hihi) yang aku alami. Mengapa itu adalah spiritual journey dalam
kehidupan aku karena disitu aku menemukan momen-momen keindahan bersama Allah
yang sulit diukir dengan kata. Aku lebih dari 10 tahun menjadi orang yang
terkungkungi dengan sakit di raga ini aku jadi orang yang tertutup jadi orang kurang
ceria seperti dulu karena seringkali menahan rasa sakit. Walau berada dalam
keindahan Tuhan dan semestaNya, dalam sakitku masih ada getir disana, yang
belum release.
Ya Allah kau
bersamaku selama 10 tahun ini, apa saja yang terjadi dalam kehidupan aku ya
Allah sungguh lah aku berterima kasih padamu dalam kondisiku yang dalam kondisi
yang belum fit kau takdirkan aku menjadi seorang ESQ 3.0 coach. Semua adalah
berkah dan Ridho darimu ya Allah. Ya Allah walau dalam kondisi yang kurang fit Engkau
takdirkan aku ikut ESQ 3.0 Coaching Academy online di mana menjadi seorang coach
suatu awakening buatku. Era pandemi adalah satu berkah yang sangat luar
biasa buatku dimana aku bisa ikut training-training online yang kumau yang
memang passionku senang belajar.
Bagian 2
Perjalananku Sebagai Seorang Coach Hingga Menjadi Certified
BNSP
Bahagianya
dipertemukan di ESQ 3.0 Coaching Academy Online. Terimakasih buat guru kami DR
(HC) Ary Ginanjar Agustian, Coach Arief Rahman Saleh, Coach Huda, Coach Risman
dan coach Tiko atas semua curahan ilmunya yang amazing luarbiasa tak terkatakan
tak terhingga, hingga awakening Eva mengada, bangkitnya si fulan Eva
menjadi the new me. Dan juga untuk my mentor dan shadow coach yang
luarbiasa (Coach Desy, Coach Wangsit, Coach Ida, Coach Fatwa, Coach Revi, Coach
Amanda, Coach Nisha dan semua shadow coach di batch 13), and thanks again untuk
Mbak Rika yang berkenan kutanya-tanya info training demi training ESQ dengan
sabarnya. Berikut testimoniku di ESQ 3.0 Coaching Academy Batch 13 (Batch I
Online).
Assalamualaikum wr. wb.
Nama saya Eva Yulianti.Saya
lulus S1 dari Kimia ITB tahun 1998 dan lulus S2 dari MM ITB tahun 2001 dan setelah
itu pernah mempunyai beberapa profesi yang pernah saya jalani baik sebagai
profesional ataupun sebagai aktivitas sosial keagamaan. Profesi saya sekarang
seorang ibu rumah tangga yang juga menjadi seorang fasilitator di Majelis
Tafakur Mutiara Tauhid Pekanbaru Riau.
Motivasi saya ingin ikut training ESQ 3.0 Coaching adalah
ingin menjadi seorang coach yang mana saya pernah menjadi cochee di coaching
for nations yang diconduct ESQ. Saat itu, saya sungguhlah amaze dengan
cara coaching yang luar biasa bisa menemukan sendiri solusi dari outcome yang
saya mau dalam sesi coaching tersebut.
Dampak dari training ini adalah :
·
Saya menemukan
passion saya yang baru yang membangkitkan semangat saya untuk menjadi seorang
coach.
·
Saya jadi percaya
diri bahwa saya bisa jadi seorang coach dengan inner drive yang saya miliki.
·
Saya jadi ingin
segera menolong orang / membantu orang dengan menjadi seorang coach.
·
Saya menemukan
‘TUHAN’ di training yang saya kira banyak technicalnya ternyata begitu
dahsyatnya saat boom.. saya surrender untuk bertauhid pada Allah dengan inner
drive yang ada pada diri saya yang membuat saya begitu exited untuk menjadi
seorang coach.
·
Saya mendapatkan
momen-momen terindah Bersama Allah saat meng-coaching sambil berdoa dan
berzikir pada Allah.
·
Saya merasa Bahagia
saat melihat cochee bisa menemukan Bahagia menemukan inner drive nya hingga
akhirnya bisa menemukan sendiri solusi dari jawaban pertanyaan demi
pertanyaan yang saya ajukan.
·
Saya merasakan
hikmah begitu berlimpah dalam training ini yang membuat saya menemukan mata air
keindahan Tuhan dalam training ini hingga di dalam sesi practical coaching demi
coaching yang saya jalani.
·
Saya belajar menjadi
seorang good listener dengan memohon padaNya As Samii’ Allah Yang Maha
Mendengar agar diberi kemampuan mendengarkan cochee dengan lebih baik.
Training ini begitu pentingnya buat diri saya karena di
Majelis Tafakur Mutiara Tauhid saya harus menjadi seorang good listener
(pendengar yang baik) yang peduli akan curahan hati anggota di majelis Tafakur
Mutiara Tauhid tempat saya menjadi seorang fasilitator.
Rencana saya ke depan setelah mendapatkan ilmu ini,
segera menolong/membantu orang dengan banyak melakukan coaching kepada berbagai
lapisan masyarakat dan segera mendapatkan sertifikat BNSP sehingga
saya bisa lebih sempurna menolong orang sebagai BNSP Certified Professional
Coach.
Saya sebelumnya belum pernah mengikuti training seperti
ini. Training ESQ 3.0 Coaching ini sungguh luarbiasa tak terkatakan tak
terhingga, tidak hanya belajar tentang outercoaching tapi juga lebih mendalam
tentang inner coaching, yang sungguh membuat saya ‘boom’ unstoppable yang
dimana ternyata saya punya potensi dahsyat yang luar biasa – we are God
Masterpiece – untuk bisa menolong/membantu orang dengan ilmu ESQ 3.0 Coaching
yang telah saya pelajari.
1 kata untuk training ESQ 3.0 coaching : A M A Z I N G
Setelah
mengikuti ESQ 3.0 Coaching Academy, aku menjadi hamba Allah yang mulai
bersemangat dalam kehidupan sehingga akhirnya aku senang ‘mengompori’
teman-teman sesama batch 13. Kami di batch 13 saling menyemangati setelah lulus
pada waktu itu di ESQ 3.0 Coaching Academy. Aku bilang pada teman-temanku we
are brotherhood sisterhood. Aku sebenarnya maunya certified bersama
dengan teman temanku di batch 13.
Jika aku
mempertimbangkan kondisi fisik, aku sebenarnya kurang fit untuk mengejar 20
sesi coaching sebagai syarat certified. Tapi aku paksakan diriku untuk
menghadapi hal-hal yang perlu aku hadapi sehingga aku bisa menjalani proses
demi proses yang perlu kulakukan untuk bisa mewujudkan agar aku bisa menjadi
seorang coach. Pada awal saat mengikuti
ESQ 3.0 Coaching Academy, aku kurang percaya diri dan aku merasa belum pantas menjadi
seorang coach, aku merasa aku bodoh dan tidak bisa mengikuti pembelajaran yang
ada di training dengan baik. Tapi segala puji hanya bagi Allah, lama-kelamaan
selama 6 hari training hal itu bisa aku atasi dengan mulai banyak praktek (aku
adalah seorang yang kinestetic sehingga dengan praktek itu aku lebih
mudah untuk percaya diri) dan dengan dibantu dengan shadow coaches hebat limiting
believe ku bisa ambyar, dan di training aku bisa menemukan inner drive yang
merupakan suatu kekuatan dari dalam diri bersumber dari Allah ibaratnya menyalakan
api di diri, dan akhirnya nampaklah mata air keindahan Tuhan yang membuat sang
diri bahagia sebahagianya, sehingga akhirnya bisa unstoppable terus melaju
untuk mewujudkan apa yang diinginkan.
Setelah selesai
training, semangatku begitu menggebu-gebu untuk segera certified dan
mengumpulkan 20 sesi coaching sebagai prasyarat Assessment. Kesehatan yang biasanya
jadi alasan, bukan lagi masalah. Semangat
juang ku lebih mengalahkan kondisi kesehatanku yang ada sampai akhirnya aku
semangat untuk bisa menyelesaikan 20 sesi coaching secepatnya.
Selesai ESQ
3.0 Coaching Camp, dalam waktu satu minggu, alhamdulillah aku sanggup melakukan
coaching lebih dari 10 sesi coaching, dalam waktu dua minggu sudah lebih dari
15 coaching, dan tiga minggu 21 sesi coaching, dan akhirnya aku mulai mengurusi
ke mbak alin untuk assessment. Akhirnya alhamdulillah tepat di hari
ulangtahunku (16 Juli 2020) aku bisa certified, itu artinya 30 hari tepatnya
dari sejak berakhirnya training. Certified buatku adalah suatu perjuangan yang
aku kadang tak dapat bisa membayangkan 20 sesi coaching itu akhir terealisasi
atas izin Allah.
Dari awal sebenarnya
aku maunya bisa certified bersama dengan sesama teman-teman batch 13. Tapi tak tahu
mengapa dorongan suara hatiku, inner drive ku yang bersumber dari Allah Al Haqq
dimana Allah Yang Maha Benar ingin aku membenarkanNya bahwa Allah tidak akan
mengujiku diluar kesanggupanku. Aku ditakdirkan ikut coaching academy, berarti
aku juga sesungguhnya juga mempunyai kesanggupan untuk certified BNSP. Motivasi
ini membuatku unstoppable meskipun secara kondisi fisik aku belum fit. Dengan
Grand Why ku untuk menolong sesama dan bermanfaat untuk persembahanku pada
Allah dan menjadi umat Rasulullah yang membanggakannya. Dengan niatan itu, aku
mulai melewati Langkah demi Langkah kulewati diawali dengan menyebarkan flyer
ke sosial media “My Journey To Be Certified”, alhamdulillah selama 1 bulan
(menjelang assessment) bisa coaching lebih dari 25 sesi coaching. Apa yang
ingin kusampaikan adalah semua musti di drive oleh inner drive. Indahnya sebuah
inner drive membuatku bisa kuat diluar logika manusia. Jika tidak ditemukan
inner driveku oleh coaches hebat, aku belum bisa menjadi coach yang certified
BNSP seperti sekarang. Innerdrive adalah suara hati fitrah yang mana semua
orang memilikinya. Dulu kusangka aku tak pantas menjadi coach, tapi setelah
menemukan innerdriveku ya muqiit (Yang Maha Dibutuhkan) kemudian Ya Haqq (Yang
Maha Benar), inner drive itu menguatkan sangat buat diriku untuk bisa
mewujudkan certified BNSP coach.
Hari demi
hari berlalu, 20 coaching sudah selesai, lalu aku kebingungan takutnya 20 sesi
coaching belum mengikuti 10 proses ESQ 3.0 coaching, sampai takdirnya aku
bertemu dengan coach Fatwa dan coach Wangsit. Beliau berdua adalah mentor ku
yang banyak membantuku dalam mewujudkan apa yang kuimpikan untuk certified.
Kubulatkan tekad dalam hati sambil aku berdoa, “ ya Allah jika Akhirnya aku
bisa certified, aku mau menolong orang lain agar bisa certified, bahkan lebih
baik dariku”. Akhirnya doaku alhamdulillah terwujud. Allah hadirkan teman-teman
yang membutuhkan bantuanku agar bisa certified ini dengan keterbatasanku yang dhaif
ini, aku bantulah teman-temanku baik yang sudah akrab, sampai yang baru kenal hingga
rasa saudara dekat. Sungguh sangat kebahagiaan tersendiri buatku bisa membantu
mereka untuk menjadi certified BNSP, suatu keindahan yang sangat.
Bagian 3
Aku ingin menjadi obor jiwa menerangi hati orang orang
yang membutuhkannya
Aku diciptakan
Allah dari alam ruh dimana disana terjadilah perjanjian Ketuhanan antara sang
jiwa dengan sang kholiq. Berjuta-juta tahun sang jiwa tanpa jasad, hingga saat di
dunia jiwa telah berselubung jasad dalam rentang waktu kehidupannya di dunia.
Anggaplah dengan umur nabi Muhammad 63 tahun lebih, bandingkan dengan
berjuta-juta tahun sang jiwa. Pantaslah, disebutkan di Al Fajr 27-30, bukannya
Hai jiwa dan raga yang dipanggil, mengapa, karena raga tinggal di alam dunia.
Sedang jiwa, pindah alam ke alam berikutnya hingga akhirnya tibalah ia di alam
keabadian, dimana Allah akan menetapkan memberi rewards atau punishment
padaNya. Menurut Al Fajr ayat 27-30 disebutkan ”Wahai
jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi
di-ridhai-Nya! Kemudian masuklah ke dalam (jamaah) hamba-hamba-Ku, Dan masuklah
ke dalam surga-Ku!”. Jiwa yang tenang adalah
impian semua orang, orang yang tidak baik pun mau mempunyai jiwa yang tenang,
a.k.a. bahagia. Sebuah passionku dari kecil bisa menolong orang, apalagi bisa membantu sang jiwa menjadi bahagia. Selain
itu ayahandaku telah mewariskan value “memberi manfaat/berguna bagi nusa dan
bangsa” kepada anaknya, si fulan Eva.
Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.” Aku bukanlah
raga yang menyelebungi jiwa, aku hakikatnya adalah sesuatu yang ghaib, tidak
nyata, yaitu jiwa. Mengapa, karena dari alam ruh (jiwa), menuju alam janin
(usia 120 hari ditiupkan ruh/jiwa ke jasad) , lalu check in lah di alam dunia
(baru disini berjasad full), hingga akhirnya saat check out (pindah alam) ke
alam kubur (jiwa) hingga tiba di akhirat (jiwa). Total jendralnya jauh jauh
lebih banyak manusia sebagai jiwa daripada manusia sebagai jiwa raga. Dan,
ragaku tinggal di dunia, saat check out dari alam dunia, jiwa pindah alam,
tidak musnah. Allah Maha Ghaib, ketemu dengan jiwa yang ghaib, barulah DIA memperkenalkan
kepada hambaNya siapa kah DIA. Jika sang diri sudah mengenal hakikat sang diri,
siapa dia, darimana dia berasal, mau kemana dia, maka niscaya akan nampak
tanda-tanda kebesaran Tuhan pada diriya. Menurut Al Alaq ayat 1, “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,". Siapa yang membaca
itu? Apakah dengan mata zhohir yang nampak? Ataukah dengan mata batin yang
tidak nampak (yang letaknya di jiwa). Pada waktu itu, nabi Muhammad ummi, jadi
dengan mata apa ia bisa membaca pesan dari Allah lewat malaikat Jibril.
Pastilah dengan mata batin di jiwanya, yang semua orang mempunyai potensi dari
Allah yang sama.
Mengapa aku
ingin menjadi penerang jiwa buat orang-orang yang membutuhkan, melihat
keindahan jiwa yang dikisahkan di Al Quran dan hadits diatas, membuatku ingin
sekali memfasilitasi jiwa-jiwa agar kembali tenang atau bertambah ketenangannya
dengan menemukan suara hati fitrahnya (inner drive), membantunya mengambyarkan
limiting believenya, menaikkan level orientasinya dan menginspirasi serta menaikkan
semangat orang lain untuk berbuat terbaik berdasarkan potensi yang Allah telah
berikan padaNya, sehingga terasa memang We are God Masterpiece.
Selain itu karena
aku memang metaphoreku adalah obor yang menyala dalam kegelapan. Saat aku
menemukan metaphore itu, hatiku Menangis, karena aku yang gejala fisik aku bisa
menerangi kegelapan itu dan alhamdulillah itu memang terjadi. Teman-teman yang
tadinya gelap certified, setelah aku bantu temannya mereka bisa certified. Alhamdulillah
segala puji hanya bagi Allah semua atas izin Nya aku bukan siapa-siapa. Aku
ingin mengisahkan sebuah quote mengenai obor yang kubuat sendiri quotenya.. Satu
hal yang penting buatku ada di situ aku ternyata adalah memang itulah aku. Semoga
obor ini terus menyala sehingga semakin terang yang kubantu teman-teman yang
gelap untuk menuju certified dengan penerangan demi penerangan, semakin terang
obor diriku, semakin banyak membawa manfaat, semakin banyak membawa manfaat, semakin
banyak membawa manfaat. Quote yang mau kusampaikan adalah hidupku ini
bagaikan nyala obor yang berusaha terus menerangi di dalam gelap semakin berbagi
benderang pada obor-obor yang lain semakin terang semakin terang semakin terang
dan akhirnya keindahannya nampak jelas itulah dia Allah.
Ya Allah ya
Badii’, izinkanlah aku masih menjadi obor itu, aku mau menjadi obor jiwa-jiwa
yang membutuhkan bantuan sehingga aku bisa menerangi jiwa yang gelap atas
izinmu ya Allah sehingga akhirnya terang dan menemukan keindahan Tuhan di obor
mereka sendiri. Aku bukanlah siapa-siapa aku hanya hamba Allah yang sedang mencari
terus keindahan dalam ujian demi ujian yang mengada dan mencoba untuk lebih
banyak syukur sehingga menemukan miracle dari rasa syukur, miracle di zohir
miracle di batin yang mengada dalam diriku yang kadang membuatku terkesima
dengan keindahan dari miracle itu. Aku ridho ikhlas menjadi sebuah obor, obor
jiwa buat orang-orang yang membutuhkannya. Rasa puasku adalah saat aku bisa
menjadi obor yang berbagi penerangan dan akhirnya obor mereka menjadi terang
semua terang-terang-terang. Semoga Allah ridho dengan keindahannya cahaya obor
itu terus membanyak kepada banyak orang itu cita-citaku ya Allah.
Ya Allah ya
Qodir, ya Allah ya salaam, ya Allah ya Quddus, ya Allah ya Aziiz, izinkan aku terus
jadi obor jiwa tidak hanya di bidang coaching, di bidang healing yang telah aku
datangi dan semoga juga di bidang training yang ingin aku wujudkan. Ya Allah,
aku pernah mengalami perjuangan demi perjuangan sampai rasa malu, merasa minder.
Namun takdirku aku adalah seorang obor jiwa yang memang sudah mulai kujalani
sejak beberapa bulan ini. Dan aku menikmati proses demi prosesnya. Terima kasih
ya Allah dalam kondisi aku keterbatasan fisik ku, Kau masih mentakdirkan aku menjadi
obor jiwa buat orang-orang yang membutuhkan. Ya Allah jika Engkau ridho, semoga
kau pantaskan aku untuk menjadi obor jiwa yang bisa menjadi penghibur dari rasa
sakitku, yang bisa menjadi penggembira dari hatiku yang kebingungan, yang bisa menjadi penyejuk disaat aku bisa melihat
cahaya-cahaya obor itu menyala di orang-orang yang membutuhkan bantuanku ya
Allah.
Ya Allah ya
Jamii’, ya Allah ya Warits, Aku tidak mau sendirian menjadi obor jiwa. Semoga
setelah orang-orang yang kuberi nyala obornya, saat nyalanya benderang, ia
menemukan mata air keindahan Tuhan dirinya yang membuatnya sangat bahagia, ia
akan melanjutkan tongkat estafet kebaikan berikutnya kepada orang-orang berikutnya
hingga terus menjadi legacy dalam sebuah circle cahaya keindahan
ilahi dan cahaya kebersatuan umat yang saling menguatkan dan saling berkasih
sayang sehingga yang nampak tiada yang
lain hanya jamaliyahNya, sedang ia become zero. From Zero to a Hero. Zero melambangkan
we are nothing but Allah. Semakin merasa bukan siapa-siapa, semakin
siapa-siapa kita di mata Allah. Apakah masih butuhkah penilaian manusia jika
sudah Allah cukupkan semuanya. Alhamdulillahirobbil alamiin, segala puji hanya
bagi Allah.
Ya Allah,
jadikanlah di dalam hatiku cahaya dan di dalam lisanku (juga) cahaya.
Jadikanlah di dalam pendengaranku cahaya dan di dalam penglihatanku (juga)
cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari depanku (juga) cahaya.
Jadikanlah dari atasku cahaya dan dari bawahku (juga) cahaya. Ya Allah, berilah
aku cahaya.” (HR Bukhari Muslim). Apa mungkin aku
bisa menjadi obor jiwa, jika diriku
tidak bercahaya. Si fulan Eva memohon pada Mu ya robb, agar Engkau
pantaskan aku menjadi diri yang bercahaya, ijinkan ya Allah, ya Nur.
Ya Allah ya Qowiyy,
ya Allah ya Qohhar, kuatkanlah jiwa ragaku untuk bisa menjadi obor jiwa dengan
kekokohan keyakinan tentang Mu menghujam pada diri ku. Aku tiada daya upaya
tanpa kekuatan dariMu. Menjadi obor jiwa adalah suatu obat rinduku padaMu, tuk
berjumpa dengan Mu Wahai Al Haqq, dengan Cahaya Kebenaran Mu.
Ya Allah ya Shobur,
berilah aku kesabaran dalam menjalankan peranku sebagai obor jiwa. Indahnya
menjadi seorang obor jiwa, disaat berhasil menemukan kesabaran dalam menyalakan
obor orang-orang yang membutuhkan penerangan di dalam gelap. Masyaa Allah,
tabarakallah.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau
mengetahui hati kami. Kami telah berkumpul karena cinta-Mu, dan berjumpa dalam
ketaatan pada-Mu, dan bersatu dalam dakwah-Mu, dan berpadu dalam membela
syariat-Mu.
Maka yaa Allah, kuatkanlah
ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukkanlah jalannya, penuhilah ia dengan
cahaya yang tiada redup, dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah
kepada-Mu.
Serta indahnya takwa
kepada-Mu, dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu, dan matikan ia dalam syahid di
jalan-Mu
Sesungguhnya Engkau
sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah.
(DOA RABITHAH)
BAGIAN 4
Inspirasi
Teruntuk
para pembaca Budiman yang dirahmati Allah. Apapun kita, bagaimanapun kita,
siapapun kita, kita bisa menjadi obor buat jiwa kita sendiri, tolonglah diri
kita dulu, baru menolong orang lain. Namun jangan menunggu sempurna, jika
menunggu sempurna menolong diri sendiri, kita tidak akan mau menolong orang
lain. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Peganglah firman Allah ini, “Wahai
orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad
: 7).
Dalam
kesempatan ini, aku ingin menyemangati kepada semua teman-teman yang sedang menuju
certified, atau yang sedang tidak
bersemangat untuk certified. Lihatlah aku yang dalam kondisi belum fit yang
mengada pada diriku, Allah takdirkan aku masih bisa bermanfaat dengan ilmu ESQ
3.0 Coach. Semua tidak ada halangan lagi
tinggal bagaimana sang diri mau atau tidak untuk semangat menjadi seorang yang bisa
berjuang menjadi certified sehingga lebih sempurna dalam menolong orang. Wahai
sahabat ESQ 3,0 Coach yang mau certified BNSP, dimanapun kalian berada. Jika
kalian ingin semangat dalam melakukan proses to be certified, tidak usah engkau
pusing, jalani saja. Lihatlah Si Fulan
Eva, ternyata dalam kondisi belum fit pun, dia sanggup certified BNSP dalam 30
hari. Engkau pun bisa, engkau semangat, jalani saja proses demi prosesnya, nanti tidak terasa hingga selesai juga atas
izin Allah. Innerdrive mu lah yang akan menemanimu to be certified. Selama
engkau punya inner drive, engkau punya orientasi, engkau sanggup untuk mewujudkan keinginanmu untuk
certified atas izin Allah. Certified bukanlah kebanggaan, certified adalah
amanah. Certified bukanlah akhir, tapi awal buat seorang coach dalam berkarya
menebar manfaat buat sesama. Certified adalah peluang buat mu menjadi seorang
muthowif jiwa yang sangat bisa membantu sesama dengan ilmu ESQ 3.0 coaching
yang sangat indah. Semoga engkau lah termasuk orangnya yang bisa certified atas
izin Allah.
Jika
terinspirasi oleh kisah aku ini, silakan dibagikan kepada yang lain. Terima
kasih, barakallahu fiikum, jazakumullahu khairan katsiira. Mohon maaf lahir dan
batin atas kekurangannya dari coach si fulan Eva. Yang baik-baik dari Allah,
yang buruk-buruk dari si fulan Eva. Semoga Allah senantiasa meridhoi memberkahi
e-book ini dengan sepenuh cinta, sepenuh asa, sepenuh kebaikan yang akan tercurah
kepada kita semua amiin amiin amiin ya robbal alamin.