Wednesday, February 3, 2021


 PREFACE

 


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Asyhadu alla ilaaha ilallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad, waala aali sayyidina Muhammad.  Sampaikanlah shalawat sepenuh rindu kepada sosok tauladan yang termulia sepanjang jaman yang membawa diri ini dari gelap menuju terang, yang tanpanya aku tiadalah rasa bersyukur berterimakasih menjadi umat Islam. Tak tahu mengapa jika kumengingatnya, dalam rasa sakit ini rasanya semua nya keluh kesah dalam sakit ini seraya menghilang berganti dengan rasa bahagia karena ditakdirkanNya menjadi umat kekasih Allah yang paling dicintaiNya, Muhammad SAW. Alfatihah.

Allahumma firli waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayani shoghiro. Ya Allah, limpahilah curahkanlah kebahagiaan dan kebaikan demi kebaikan kepada kedua orangtuaku, dan kasihi dan sayangi kedua orangtuaku sebagaimana mereka menyayangi ku seumur hidupku. Begitu juga dengan keluarga besarku ya robb, limpahilah dengan keindahan bersamaMu, Bersatu dengan namaMu, Rahman rahimMu menyinari kami, limpahilah dengan Kesehatan dan rejeki yang barokah aamiin. Alfatihah.

Ya Allah, limpahilah kebahagiaan dunia akhirat  kepada guru-guru kehidupanku dimanapun mereka berada, kasihi dan sayangi  mereka ya Allah, balaslah semua jasa-jasa beliau dengan umur yang barokah, rejeki yang barokah,dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. alfatihah.

E-book ini kutuliskan sesungguhnya untuk menjalankan tugas mentorku dan juga coach ku yaitu coach Wangsit, beliau menchalenge ku membuat kisah “Menjadi Obor Jiwa” untuk menginspirasi yang diambil dari kisahku berjuang selama 10 tahun dilanda sakit yang banyak membuahkan hikmah terindah buat diriku dan bagaimana aku bisa jadi coach certified BNSP (diakui negara) . Terimakasih ku pada beliau, karena memintaku membuatnya, semoga menjadi journal kehidupan yang indah, berkesan dan tak akan dapat kulupakan seumur hidupku, yang membawa ku kepada cintaNya dan cinta Rasul-Nya dan semoga bisa menambah semangat buat para pembaca yang Budiman dalam menjalani kehidupan.

Bismillahirohmanirrohim. Dengan ini kumulai kisahku ini, “Menjadi Obor Jiwa”.

Pekanbaru, 26 November 2020

 

  

BAGIAN 1

Perjalanan aku bisa kuat dalam menghadapi kondisi kesehatan

 

Alhamdulillah, tak terasa sudah 10 tahun bahkan lebih sejak gejala pertama sakit ku. Dalam E-book ini aku tak mau mengisahkan fakta derita demi derita yang menghela. Aku akan menceritakan hikmah yang mengada sehingga rasa syukur mengada pada diri ini dan semoga pembaca yang budiman bisa memetik hikmah dari kisah ku ini.

 

Ijinkan aku, memulai nya dengan curhatku pada Allah yang kutuliskan pada tanggal 5 Maret 2012.



Rasa Sakit Ini...

Alhamdulillah jari jemari ini masih bisa menuliskan asaku terhadapMu
Sampaikanlah sholawat beriring salam rindu kepada baginda Rasulullah saw
Allah..
Ijinkanlah aku berkisah tentang rasa sakit ini
Jasad pundakku leherku tanganku terasa sakit dan ngilu sudah 8
bulan ini
Apalagi jika berjalan..Allah terasa sakiit sekali..
Namun kusadari inilah suatu episode dalam kehidupanku
Kau beri aku peran utama dalam episode kehidupanku
Ya...merasakan sakit jasadi, namun bisakah ruhaniku tetap merasakan kasih sayangMu
Tetap bisa terus berprasangka baik padaMu
Allah..
Jasadku Terus berikhtiar maksimal l
ewat apa yang bisa dilakukan
Jiwaku terus berjuang tuk merasakanMu selalu..sehingga yang kurasakan hanyalah kenikmatan bersamaMu...sungguh Allah..betapa indahnya momen saat kulepaskan rasa sakit ini padaMU..
Kupasrahkan sakitku ini padaMu..Wahai Yang Maha Berkehendak..KehendakMulah yang terjadi di dunia ini
Allah..
Kusadari hidup ini ibarat menjalankan peran dari episode satu ke episode lainnya dengan skenarioMu, Sang Maha Sutradara
Rewards dan Awards sudah Kau siapkan baik di dunia maupun di akhirat jika ridho dan ikhlas dengan ketetapan ini
Begitupula punishment jika tak ridho dan tak ikhlas..
Allah..
Kutak perduli dengan rewards dan awards itu..
Yang kuinginkan adalah terus merinduMu..merinduMu..dan merinduMu..Sambil kumenjalankan peranku sebagai si sakit dalam suatu episode kehidupanku yang fana ini...hingga datanglah akhir masaku dan akhirnya berjumpa denganMu Wahai Yang Kurindu..
Allah...
Kuyakini skenarioMu adalah Grand DesignMu..Yang terbaik...buat dunia akhiratku
Kusyukuri Ya Allah...dalam kelemahanku ini..kumasih dapat mencurahkan isi hatiku

..subhanallah..betapa bahagianya Allah saat kumenuliskannya..
Terimakasih ya Allah...tanpa kekuatan dariMu kutak mampu melakukannya..
Laahawla walaa quwwata illabillah..



Tak terasa sekarang sudah tahun 2020 tepatnya 26 November 2020. Rasa sakit itu masih ada. Badai demi badai kulalui, dengan rasa sakit di raga ini. Allah tak hanya memberiku rasa sakit, DIA juga memberi untaian mutiara hikmah yang terindah yang semakin kuuntai semakin indah, sebagai penghibur lara. Hari-hariku penuh dengan “petualangan penuh canda, kadang marah, kadang merajuk, kadang hampa, kadang tangis” denganNya. Tangis pun kadang tangis karenaNya kadang tangis karena merana. Kadangkala di dalam petualanganku aku jatuh terjerembab, namun kubangkit lagi kubangkit lagi, karena keterpesonaan aku dengan keindahanNya.

 

DIA tidak pernah zolim, namun kadang dalam isak tangisku kadang kumemaki nya kumerajuk, namun ada saja caraNya yang membuatku kembali merindu padaNya. Ada pepatah bilang, benci benci tapi rindu. Aku mengalaminya pada Allah, ada rasa lelah sakit, bosan, dan akhirnya memaki Tuhan “aku bukan orang jahat Allah, kenapa aku tidak Engkau sembuhkan, kenapa bukan orang jahat saja yang Engkau beri sakit”, namun hal itu tak berlangsung lama, kadang aku tertidur dalam keadaan marah, namun benar seperti yang ada di Al Quran tidur itu istirahat.

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Al Furqon : 47)

Dan juga kadang deraian hujan yang membasahi bumi membuat aku tenang kembali.

Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. (Asy Syura:28).

 

Allah tidak menzolimi diriku. Aku berusaha untuk iqro, bacalah dengan nama Tuhanku. Manusia diciptakan bukanlah tanpa maksud. Aku diciptakan dari alam ruh, dan saat di alam ruh aku berjanji. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),(Al A’raf:172).



Berjuta-juta tahun aku di’briefing’ Allah hingga aku ditiupkan ke rahim ibunda tercinta, 9 bulan di dalam kandungan, sang aku bayi yang baru lahir, dilahirkan fitrah. Lalu hiduplah aku di dunia dengan beragam pengalaman hidup lewat apa yang kulihat, apa yang kudengar, apa yang kurasa, hingga membuahkan  sebuah persepsi /believe/value/paradigma yang membuat sebuah prilaku. Allah adalah Maha Boss ku yang mengirim aku ke dunia untuk menjalankan tugas pengabdian.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku).(Az Dzariyat:56)

Dan Allah juga menugaskan aku untuk menjalankan tugas khalifah.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Al Baqarah:30).

 

Sebagai seorang Maha Boss pastilah DIA sudah menentukan sepresisinya tentang takdir si fulan Eva, sebesar biji zarrah sudah dia persiapkan sesuai dengan keinginannya agar ia bisa menjalankan tugasnya sebagai hambaNya dan sebagai khalifahNya. Selayaknya seorang bos terhadap bawahannya, sedemikian juga Maha Boss kepada manusia, ada rewards dan punishment. Untuk mendapatkan rewards, jelas dalam menjalankan tugas si fulan Eva sudah diberi alat yaitu jiwa (kalbu) dan raga (akal). Tugas si fulan Eva tidaklah sulit, dengan 2 alat itu bisakah mempertahankan perjanjian dengan Tuhannya saat di alam ruh, bahwa Tuhannya hanya Allah, bukan  yang lain seperti harta, anak, suami, jabatan, pangkat, dan illah lain selain Allah. Saat si fulan Eva di dunia, diberi rasa sakit 10 tahun lebih, pasti ada maksudnya, yang sebelumnya diberi kenikmatan sehat dan bisa eksis di dalam banyak komunitas. Jika dunia dianggap abadi, meranalah terus si fulan Eva karena dilanda sakit yang tidak sebentar. Tapi jika dunia ini hanya sementara, memang di dunia bukanlah tempat santai, tapi tempat untuk berjuang untuk mendapatkan rewards surga abadi yang menanti disana. Dan, apa benar bahwa sakit si fulan Eva bukanlah jawaban doa. Semua untaian doa dijabahNya lewat sakit ini. Ijinkan aku menuliskan kisahku saat berhaji ke tanah suci tahun 2009 namun baru kutuliskan 9 Februari 2010.

 

Wahai Allah, Tidak terasa hari berganti hari, bulan berganti bulan... Rasanya masih teringat momen2 indah bersama-Mu disana. JamuanMU dalam susah maupun senang, semakin direnungi, begitu indah Karena karunia hikmah dari Engkau sebagai tanda cinta buat kami. Segala puji hanya MilikMu ya Allah.. Sampaikanlah..shalawat & salam kepada Rasulullah saw...

 


Kali ini.. kuingin merenungi hikmah dibalik Kumelihat Bulan & 1 Bintang.. Sejak tiba di tanah suci Makkah..KAU tampakkan padaku hanya 1 bintang..di langit.. hanya 1 bintang.. kumerindukan.. dimana bulan.. Disaat sholat di lantai 4 Masjidil Haram... kala terakhir untuk bergegas menuju Aziziyah.. Sedih, harap-harap cemas bercampur menjadi satu... kerinduan menyeruak..karena harus berpisah dengan rumah Sang Pemilik Ka'bah.. yang mana..kenikmatan beribadahnya luarbiasa.. Kutatap langit.. hanya 1 bintang di langit.. di dalam hati kuberdoa, "Ya Allah, jadikanlah bintang itu menjadi saksi.. di akhirat kelak.. bahwa aku pernah disini..berharap hanya keridhoanMU". Saat menginap di apartemen Zahir di wilayah Aziziyah, sebelum menuju Mina. KAU takdirkan aku untuk datang bulan.. Sempat kerinduan untuk sholat seperti jamaah yang lain menyergap.. disaat sholat berjamaah bersama 200 lebih jamaah.. beratapkan langit di lantai paling atas apartemen.. Namun dari ENGKAU tidaklah pernah salah.. Saatku tatap langitmu yang menghitam...penuh misteri keindahanNya.. Hanya ada bulan dan 1 bintang... seperti ingin bicara... Apalah ya Robbi.. yang akan KAU hidangkan dalam jamuanMU ini.. di atas langit masjidil haram..kau tampakkan aku 1 bintang.. dan di atas langit apartemen ini.. kerinduanku untuk menatap bulan.. terjawab.. dan 1 bintang terus menjadi saksi bisu.. Kerinduanku menyergap untuk lebih mengenalMU.. Kutundukkan wajahku...kubuka terjemahan alquran randomly.. Diri ini terhenyak...disaat itu.. yang terbuka adalah surat Al An'am ayat 75-79 Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

 

Kutatap langit dalam-dalam..sampai tidak berkedip..apakah ini jamuanMU ya Robb?.. Kuteringat disaat kumembaca buku bapak Agus Mustafa "Pusaran Energi Ka'bah"...Kurenungi lagi.. Bahwa Nabi Ibrahim memperoleh keyakinannya tentang Allah itu setelah melakukan proses "diskusi" panjang dengan alam sekitarnya. Allah memperlihatkan keagungan ilmu-Nya di alam semesta kepada Nabi Ibrahim, sehingga beliau akhirnya memperoleh keyakinan yang sangat teguh bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Perkasa dibalik semua eksistensi ini. Demikian panjang dan mendalam dalam proses pencarian Tuhan itu, sehingga keyakinan yang diperoleh Nabi Ibrahim bukanlah sekedar di kulit saja, melainkan berakar sangat dalam, menghujam jiwanya. Keyakinan seperti ini tidak mudah goyah, bahkan tidak akan pernah goyah lagi.

Diceritakan suatu ketika Bilal seperti biasa, mengumandangkan azan subuh. Biasanya, sebelum azan Subuh itu selesai, Rasulullah sudah berada di dalam masjid untuk kemudian memimpin sholat berjamaah bersama para sahabat. Namun, tidak seperti biasa, Rasulullah Muhammad belum juga hadir meskipun Bilal sudah menyelesaikan kalimat terakhir azannya. Ditunggu beberapa saat oleh Bilal dan para sahabat. Rasulullah tidak juga muncul di masjid. Akhirnya karna khawatir terjadi sesuatu, maka Bilal pun memutuskan menjemput Nabi, yang rumahnya bersebelahan dengan masjid tersebut. Pintu bilik rumah Nabi diketuk-ketuk oleh Bilal sambil mengucapkan salam. Tidak langsung ada jawaban dari dalam bilik. Namun sejurus kemudian, Nabi muncul sambil menjawab salam. Dan kemudian mempersilakan Bilal masuk. Apakah yang dilihat oleh Bilal? Ia melihat Nabi dalam keadaan yang sangat mengharukan. Airmata berlinangan di pipi beliau. Matanya sembab, menunjukkan betapa beliau menangis cukup lama, semalam. Karena khawatir melihat kondisi Nabi, Bilal pun bertanya kepada beliau. Ada apakah gerangan, sehingga Rasulullah menangis seperti itu. Apakah Nabi sakit?. Atau Nabi ditegur oleh Allah? ataukah ada kejadian hebat lainnya? Maka Rasulullah menjawab, bahwa beliau semalam telah menerima wahyu dari Allah. Lantas beliau membacakan QS Ali Imran 190-191.. yang artinya.. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Agus Mustafa, “Pusaran Energi Kabah”).

Kisah diatas menggugah diri ini..sebegitu dahsyatnya, Rasulullah disaat mendapatkan wahyu tersebut.. .. Kurenungi makna dari jamuan-Mu ya robbi. Semoga ini adalah pertanda, keridhoan-Mu untuk memulai perjalanan panjang ini.. Amiin, Allahumma amiin.. mohon bimbing aku saudara/i ku... Hanya Allah sajalah yang bisa membalasnya, atas segala yang tak terkatakan..ta' terhingga.. duri...9feb'10

 

Dari kisah perjalanan haji 2009 itu, memang impian ku bisa seperti Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan dengan pencarian nya sendiri, aku istilahkan God Seeker. Dan inilah aku, 10 tahun lebih aku sudah puas menjadi God Seeker. I ever been a God Seeker, but now I am Allah believer and Rasulullah fan and follower. Mungkin pencapaianku bukanlah materi, tapi inilah ketuntasan kegamanganku selama puluhan tahun yang penuh dengan kehampaan karena belum tahu siapa aku, siapa Tuhanku dan siapa rasulku.

 

Jika kuflash back lagi di akhir Desember 2004, adalah hari dimana aku terasa sebagai seorang mualaf walau KTP ku dari lahir tertulis beragama Islam. Aku menemukan jalan hidupku, keindahan Islam kutemukan lewat majelis Tafakur Mutiara Tauhid, lewat keberkahan mengajar di AMIK Mitra Gama Duri. Aku salah satu orang yang sempat berambisi berkarir dengan alasan waktu itu karena sudah capek-capek sekolah sampai kuliah S1 dimana aku diberi kesempatan sepuasnya menjadi aktivis organisasi walau harus mengorbankan nilai akademik yang membawa hasil biasa saja , dan S2 di Institut Teknologi Bandung dimana aku  diberi kesempatan Allah mendapat predikat summa cumlaude, namun ternyata takdirku mengurus anak, buatku belum menikmati peran itu. Apalagi jika kubandingkan dengan  teman-temanku seangkatan yang sudah berkarir dengan gemilang, semakin terpuruk saja rasanya. Saat diberi kesempatan mengajar disana, membuatku exited, dan dari sana mulailah aku dikenal sebagai dosen di daerahku sampai akhirnya aku direkrut di sie Pendidikan masjid tempat tinggalku, Masjid Agung Ushuluddin. AMAZING experiences, banyak tanda-tanda kebesaran Allah kutemukan disana, masyaa Allah, tabarakallah. Hingga akhirnya aku mulai dipercaya di beberapa tempat, sebagai seorang public speaker local dan dilibatkan jadi aktivis Islam di daerahku. Alhamdulillah, aktualisasi diri kutemukan disana. Namun kegamanganku, kadang menyeruak, disaat aku takut aku tidak beriman, padahal di Al Quran disebutkan “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,” (Al Anfaal:2).

 

Allah memang terus menggiringku untuk akhirnya bisa menjawab rasa gamangku, yang  bergetarnya kadang-kadang. Aku takut mati saat tidak beriman. Alhamdulillah, aku ditakdirkan menjadi Event Organizer karena jabatanku di Sie Pendidikan di masjid tempat aku tinggal, aku bertugas mengundang ustadz/ustadzah dan trainer-trainer yang bisa melepas dahagaku sebagai seorang God Seeker. Selama bertugas, aku sambil belajar dan menyaksikan sendiri tanda-tanda kebesaran Allah selama menjalankan tugas, seperti ukhuwah islamiah yang indah berteman berasa saudara, getaran ilahiah buliran airmata bersaksi walau belum panjang, serta campur tanganNya dalam event-event Islamiah yang kami lakukan, masyaa Allah indah rasanya.

 

Tahun 2009 adalah momen-momen spiritual yang indah karena aku bisa ikut training ESQ di Pekanbaru, training sholat khusuk, dan ditakdirkanNya berikhtiar berhaji ke tanah suci. Hingga akhirnya di awal tahun 2010, karena ketakutan tidak beriman, diajak untuk bermursyid agar bisa berzikir yang masyaa Allah mengenalkanku pada Allah, dan kemudian belajar dengan teman-teman seperjalanan membuatku mencintai rasulNya.

 

Eng ing eng, 2010 mulailah DIA secara cepat menjawab permohonanku yang kupanjatkan bertubi-tubi kuzhohirkan saat thawaf ifadha saat ikhtiar berhaji  2009 di lantai 4 masjidil haram “Ya Allah, jadikanlah aku hambaMu yang mencintaiMu dan RasulMu melebihi dari apapun yang ada di dunia ini”. Hikmah yang kudapatkan, memang sakitku adalah wujud tanda cintanya Allah padaku, untuk menjawab kegamanganku dan kehampaanku yang puluhan tahun. Lewat sakit, semua yang kucintai yang kubanggakan dicabutNya, gelaran aktivis si fulan Eva dicabutNya, hingga aku merasa bukan siapa-siapa, sampai kepada titik nadir titik terendah yang membuatku zero, harga diri di keset, tiada lagi penghargaan dunia atas pencapaian dunia, teman-teman pun jauh berkurang, tinggal aku sendiri dengan petualanganku Bersama Tuhan (Allah Subhanahu wataalla) dan semestaNya yang begitu indah. Momen-momen terindah dengan ketersunyianku menghening menghela mengejawantah di dalam rasa yang ‘nano-nano’ menambah warna-warni rasa dalam kehidupanku yang fana ini. Tiada yang buruk ketetapanNya, sesuai dengan apa yang disebutkan di Al Baqarah : 216, Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

 

Tidak terasa 10 tahun berlalu, hingga akhirnya Bulan Mei 2020 saat bulan Ramadhan adalah momen yang indah buat aku karena Allah meridhoi aku untuk mengikuti ESQ New Chapter online training, pertama kalinya aku berjumpa via online dengan DR. (HC) Ary Ginanjar Agustian, masyaa Allah diri ini sungguh sangat bersyukur, sebuah enlightment religi-tainment dari Allah yang membawa jiwaku terbang mengangkasa kepada Allah dan Rasulullah. Tahun 2004 aku masih biasa-biasa saja pada nabi Muhammad, bahkan sempat kubertanya di hati, “Kenapa ya rasulullah perlu didoakan, kan beliau sudah mulia tanpa perlu didoakan”. 2005 kumulai ada bulir-bulir rindu, sayang, cinta, admire, bangga, takzim pada rasulullah. Benar kata pepatah, “tak kenal, maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”. ESQ Training Executive 2009 salah satu pintunya dengan visualisasi yang indah dengan high technya, audio yang menggelegar, dan petualangan rasa yang begitu terasa membahana di dalam jiwa. 11 tahun tidak ikut ESQ, rasa kangen untuk ikut ESQ terbayarkan di tahun 2020. Terimakasih mbak Rika, dengan kegigihannya dan kesabarannya mengajakku untuk training ESQ, tapi apa daya jasadku belum bisa pergi jauh sendiri. Saat ditawarkan training ESQ online, langsung mataku membesar dan hatiku melonjak-lonjak kegirangan. Dan akhirnya kuikuti training tersebut, wow more than I expected. Semua rinduku padaNya dan rasulNya terlepaskan, dan juga ada peluang ikut free coaching di coaching for nation, aku mendaftarkan diriku. Setelah training New Chapter ESQ berlalu, seorang coach dari ESQ coaching for nation menghubungiku via whatsapp. Namanya coach Ochi. Akhirnya kami janjian untuk sesi coaching dengan coach Ochi setelah lebaran.  Saat itu, saya sungguhlah amaze dengan cara coaching yang luar biasa bisa menemukan sendiri solusi dari outcome yang saya mau dalam sesi coaching tersebut, tidak perlu dicekoki dinasehati dan menemukan banyak insight yang bisa membawa kepada jawaban pertanyaan aku (Innerdriveku AL Hakam). Hal itu membawa aku untuk bisa ikut di dalam coaching Academy di bulan Juni. Thank you so much coach Ochi, barakallahu fiika wa jazakillahi khairan katsiira.

 

Alhamdulillahirobbilalamin coaching academy di bulan Juni itu adalah hal terindah yang berikutnya (mohon maaf bagiku semua nya terindah, hihi) yang aku alami.  Mengapa itu adalah spiritual journey dalam kehidupan aku karena disitu aku menemukan momen-momen keindahan bersama Allah yang sulit diukir dengan kata. Aku lebih dari 10 tahun menjadi orang yang terkungkungi dengan sakit di raga ini aku jadi orang yang tertutup jadi orang kurang ceria seperti dulu karena seringkali menahan rasa sakit. Walau berada dalam keindahan Tuhan dan semestaNya, dalam sakitku masih ada getir disana, yang belum release.

 

Ya Allah kau bersamaku selama 10 tahun ini, apa saja yang terjadi dalam kehidupan aku ya Allah sungguh lah aku berterima kasih padamu dalam kondisiku yang dalam kondisi yang belum fit kau takdirkan aku menjadi seorang ESQ 3.0 coach. Semua adalah berkah dan Ridho darimu ya Allah. Ya Allah walau dalam kondisi yang kurang fit Engkau takdirkan aku ikut ESQ 3.0 Coaching Academy online di mana menjadi seorang coach suatu awakening buatku. Era pandemi adalah satu berkah yang sangat luar biasa buatku dimana aku bisa ikut training-training online yang kumau yang memang passionku senang belajar.

 

 

 

Bagian 2

Perjalananku Sebagai Seorang Coach Hingga Menjadi Certified BNSP

 

Bahagianya dipertemukan di ESQ 3.0 Coaching Academy Online. Terimakasih buat guru kami DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, Coach Arief Rahman Saleh, Coach Huda, Coach Risman dan coach Tiko atas semua curahan ilmunya yang amazing luarbiasa tak terkatakan tak terhingga, hingga awakening Eva mengada, bangkitnya si fulan Eva menjadi the new me. Dan juga untuk my mentor dan shadow coach yang luarbiasa (Coach Desy, Coach Wangsit, Coach Ida, Coach Fatwa, Coach Revi, Coach Amanda, Coach Nisha dan semua shadow coach di batch 13), and thanks again untuk Mbak Rika yang berkenan kutanya-tanya info training demi training ESQ dengan sabarnya. Berikut testimoniku di ESQ 3.0 Coaching Academy Batch 13 (Batch I Online).




Assalamualaikum wr. wb.

Nama saya Eva Yulianti.Saya lulus S1 dari Kimia ITB tahun 1998 dan lulus S2 dari MM ITB tahun 2001 dan setelah itu pernah mempunyai beberapa profesi yang pernah saya jalani baik sebagai profesional ataupun sebagai aktivitas sosial keagamaan. Profesi saya sekarang seorang ibu rumah tangga yang juga menjadi seorang fasilitator di Majelis Tafakur Mutiara Tauhid Pekanbaru Riau.

Motivasi saya ingin ikut training ESQ 3.0 Coaching adalah ingin menjadi seorang coach yang mana saya pernah menjadi cochee di coaching for nations yang diconduct ESQ. Saat itu, saya sungguhlah amaze dengan cara coaching yang luar biasa bisa menemukan sendiri solusi dari outcome yang saya mau dalam sesi coaching tersebut.

Dampak dari training ini adalah :

·         Saya menemukan passion saya yang baru yang membangkitkan semangat saya untuk menjadi seorang coach.

·         Saya jadi percaya diri bahwa saya bisa jadi seorang coach dengan inner drive yang saya miliki.

·         Saya jadi ingin segera menolong orang / membantu orang dengan menjadi seorang coach.

·         Saya menemukan ‘TUHAN’ di training yang saya kira banyak technicalnya ternyata begitu dahsyatnya saat boom.. saya surrender untuk bertauhid pada Allah dengan inner drive yang ada pada diri saya yang membuat saya begitu exited untuk menjadi seorang coach.

·         Saya mendapatkan momen-momen terindah Bersama Allah saat meng-coaching sambil berdoa dan berzikir pada Allah.

·         Saya merasa Bahagia saat melihat cochee bisa menemukan Bahagia menemukan inner drive nya hingga akhirnya bisa menemukan sendiri  solusi dari jawaban pertanyaan demi pertanyaan yang saya ajukan.

·         Saya merasakan hikmah begitu berlimpah dalam training ini yang membuat saya menemukan mata air keindahan Tuhan dalam training ini hingga di dalam sesi practical coaching demi coaching yang saya jalani.

·         Saya belajar menjadi seorang good listener dengan memohon padaNya As Samii’ Allah Yang Maha Mendengar agar diberi kemampuan mendengarkan cochee dengan lebih baik.

Training ini begitu pentingnya buat diri saya karena di Majelis Tafakur Mutiara Tauhid saya harus menjadi seorang good listener (pendengar yang baik) yang peduli akan curahan hati anggota di majelis Tafakur Mutiara Tauhid tempat saya menjadi seorang fasilitator.

 

Rencana saya ke depan setelah mendapatkan ilmu ini, segera menolong/membantu orang dengan banyak melakukan coaching kepada berbagai lapisan masyarakat dan  segera mendapatkan sertifikat BNSP sehingga saya bisa lebih sempurna menolong orang sebagai BNSP Certified Professional Coach.

Saya sebelumnya belum pernah mengikuti training seperti ini. Training ESQ 3.0 Coaching ini sungguh luarbiasa tak terkatakan tak terhingga, tidak hanya belajar tentang outercoaching tapi juga lebih mendalam tentang inner coaching, yang sungguh membuat saya ‘boom’ unstoppable yang dimana ternyata saya punya potensi dahsyat yang luar biasa – we are God Masterpiece – untuk bisa menolong/membantu orang dengan ilmu ESQ 3.0 Coaching yang telah saya pelajari.

1 kata untuk training ESQ 3.0 coaching : A M A Z I N G

 

Setelah mengikuti ESQ 3.0 Coaching Academy, aku menjadi hamba Allah yang mulai bersemangat dalam kehidupan sehingga akhirnya aku senang ‘mengompori’ teman-teman sesama batch 13. Kami di batch 13 saling menyemangati setelah lulus pada waktu itu di ESQ 3.0 Coaching Academy. Aku bilang pada teman-temanku we are brotherhood sisterhood. Aku sebenarnya maunya certified bersama dengan teman temanku di batch 13.

 

Jika aku mempertimbangkan kondisi fisik, aku sebenarnya kurang fit untuk mengejar 20 sesi coaching sebagai syarat certified. Tapi aku paksakan diriku untuk menghadapi hal-hal yang perlu aku hadapi sehingga aku bisa menjalani proses demi proses yang perlu kulakukan untuk bisa mewujudkan agar aku bisa menjadi seorang coach. Pada awal saat  mengikuti ESQ 3.0 Coaching Academy, aku kurang percaya diri dan aku merasa belum pantas menjadi seorang coach, aku merasa aku bodoh dan tidak bisa mengikuti pembelajaran yang ada di training dengan baik. Tapi segala puji hanya bagi Allah, lama-kelamaan selama 6 hari training hal itu bisa aku atasi dengan mulai banyak praktek (aku adalah seorang yang kinestetic sehingga dengan praktek itu aku lebih mudah untuk percaya diri) dan dengan dibantu dengan shadow coaches hebat limiting believe ku bisa ambyar, dan di training aku bisa menemukan inner drive yang merupakan suatu kekuatan dari dalam diri bersumber dari Allah ibaratnya menyalakan api di diri, dan akhirnya nampaklah mata air keindahan Tuhan yang membuat sang diri bahagia sebahagianya, sehingga akhirnya bisa unstoppable terus melaju untuk mewujudkan apa yang diinginkan.

 

Setelah selesai training, semangatku begitu menggebu-gebu untuk segera certified dan mengumpulkan 20 sesi coaching sebagai prasyarat Assessment. Kesehatan yang biasanya jadi alasan, bukan lagi masalah.  Semangat juang ku lebih mengalahkan kondisi kesehatanku yang ada sampai akhirnya aku semangat untuk bisa menyelesaikan 20 sesi coaching secepatnya.

 

Selesai ESQ 3.0 Coaching Camp, dalam waktu satu minggu, alhamdulillah aku sanggup melakukan coaching lebih dari 10 sesi coaching, dalam waktu dua minggu sudah lebih dari 15 coaching, dan tiga minggu 21 sesi coaching, dan akhirnya aku mulai mengurusi ke mbak alin untuk assessment. Akhirnya alhamdulillah tepat di hari ulangtahunku (16 Juli 2020) aku bisa certified, itu artinya 30 hari tepatnya dari sejak berakhirnya training. Certified buatku adalah suatu perjuangan yang aku kadang tak dapat bisa membayangkan 20 sesi coaching itu akhir terealisasi atas izin Allah.

 

Dari awal sebenarnya aku maunya bisa certified bersama dengan sesama teman-teman batch 13. Tapi tak tahu mengapa dorongan suara hatiku, inner drive ku yang bersumber dari Allah Al Haqq dimana Allah Yang Maha Benar ingin aku membenarkanNya bahwa Allah tidak akan mengujiku diluar kesanggupanku. Aku ditakdirkan ikut coaching academy, berarti aku juga sesungguhnya juga mempunyai kesanggupan untuk certified BNSP. Motivasi ini membuatku unstoppable meskipun secara kondisi fisik aku belum fit. Dengan Grand Why ku untuk menolong sesama dan bermanfaat untuk persembahanku pada Allah dan menjadi umat Rasulullah yang membanggakannya. Dengan niatan itu, aku mulai melewati Langkah demi Langkah kulewati diawali dengan menyebarkan flyer ke sosial media “My Journey To Be Certified”, alhamdulillah selama 1 bulan (menjelang assessment) bisa coaching lebih dari 25 sesi coaching. Apa yang ingin kusampaikan adalah semua musti di drive oleh inner drive. Indahnya sebuah inner drive membuatku bisa kuat diluar logika manusia. Jika tidak ditemukan inner driveku oleh coaches hebat, aku belum bisa menjadi coach yang certified BNSP seperti sekarang. Innerdrive adalah suara hati fitrah yang mana semua orang memilikinya. Dulu kusangka aku tak pantas menjadi coach, tapi setelah menemukan innerdriveku ya muqiit (Yang Maha Dibutuhkan) kemudian Ya Haqq (Yang Maha Benar), inner drive itu menguatkan sangat buat diriku untuk bisa mewujudkan certified BNSP coach.

 

Hari demi hari berlalu, 20 coaching sudah selesai, lalu aku kebingungan takutnya 20 sesi coaching belum mengikuti 10 proses ESQ 3.0 coaching, sampai takdirnya aku bertemu dengan coach Fatwa dan coach Wangsit. Beliau berdua adalah mentor ku yang banyak membantuku dalam mewujudkan apa yang kuimpikan untuk certified. Kubulatkan tekad dalam hati sambil aku berdoa, “ ya Allah jika Akhirnya aku bisa certified, aku mau menolong orang lain agar bisa certified, bahkan lebih baik dariku”. Akhirnya doaku alhamdulillah terwujud. Allah hadirkan teman-teman yang membutuhkan bantuanku agar bisa certified ini dengan keterbatasanku yang dhaif ini, aku bantulah teman-temanku baik yang sudah akrab, sampai yang baru kenal hingga rasa saudara dekat. Sungguh sangat kebahagiaan tersendiri buatku bisa membantu mereka untuk menjadi certified BNSP, suatu keindahan yang sangat.

 




  

Bagian 3

Aku ingin menjadi obor jiwa menerangi hati orang orang yang membutuhkannya

 

Aku diciptakan Allah dari alam ruh dimana disana terjadilah perjanjian Ketuhanan antara sang jiwa dengan sang kholiq. Berjuta-juta tahun sang jiwa tanpa jasad, hingga saat di dunia jiwa telah berselubung jasad dalam rentang waktu kehidupannya di dunia. Anggaplah dengan umur nabi Muhammad 63 tahun lebih, bandingkan dengan berjuta-juta tahun sang jiwa. Pantaslah, disebutkan di Al Fajr 27-30, bukannya Hai jiwa dan raga yang dipanggil, mengapa, karena raga tinggal di alam dunia. Sedang jiwa, pindah alam ke alam berikutnya hingga akhirnya tibalah ia di alam keabadian, dimana Allah akan menetapkan memberi rewards atau punishment padaNya. Menurut Al Fajr ayat 27-30 disebutkan ”Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi di-ridhai-Nya! Kemudian masuklah ke dalam (jamaah) hamba-hamba-Ku, Dan masuklah ke dalam surga-Ku!”. Jiwa yang tenang adalah impian semua orang, orang yang tidak baik pun mau mempunyai jiwa yang tenang, a.k.a. bahagia. Sebuah passionku dari kecil bisa menolong orang, apalagi  bisa membantu sang jiwa menjadi bahagia. Selain itu ayahandaku telah mewariskan value “memberi manfaat/berguna bagi nusa dan bangsa” kepada anaknya, si fulan Eva.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.” Aku bukanlah raga yang menyelebungi jiwa, aku hakikatnya adalah sesuatu yang ghaib, tidak nyata, yaitu jiwa. Mengapa, karena dari alam ruh (jiwa), menuju alam janin (usia 120 hari ditiupkan ruh/jiwa ke jasad) , lalu check in lah di alam dunia (baru disini berjasad full), hingga akhirnya saat check out (pindah alam) ke alam kubur (jiwa) hingga tiba di akhirat (jiwa). Total jendralnya jauh jauh lebih banyak manusia sebagai jiwa daripada manusia sebagai jiwa raga. Dan, ragaku tinggal di dunia, saat check out dari alam dunia, jiwa pindah alam, tidak musnah. Allah Maha Ghaib, ketemu dengan jiwa yang ghaib, barulah DIA memperkenalkan kepada hambaNya siapa kah DIA. Jika sang diri sudah mengenal hakikat sang diri, siapa dia, darimana dia berasal, mau kemana dia, maka niscaya akan nampak tanda-tanda kebesaran Tuhan pada diriya. Menurut Al Alaq ayat 1, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,". Siapa yang membaca itu? Apakah dengan mata zhohir yang nampak? Ataukah dengan mata batin yang tidak nampak (yang letaknya di jiwa). Pada waktu itu, nabi Muhammad ummi, jadi dengan mata apa ia bisa membaca pesan dari Allah lewat malaikat Jibril. Pastilah dengan mata batin di jiwanya, yang semua orang mempunyai potensi dari Allah yang sama.

 

Mengapa aku ingin menjadi penerang jiwa buat orang-orang yang membutuhkan, melihat keindahan jiwa yang dikisahkan di Al Quran dan hadits diatas, membuatku ingin sekali memfasilitasi jiwa-jiwa agar kembali tenang atau bertambah ketenangannya dengan menemukan suara hati fitrahnya (inner drive), membantunya mengambyarkan limiting believenya, menaikkan level orientasinya dan menginspirasi serta menaikkan semangat orang lain untuk berbuat terbaik berdasarkan potensi yang Allah telah berikan padaNya, sehingga terasa memang We are God Masterpiece.

 

Selain itu karena aku memang metaphoreku adalah obor yang menyala dalam kegelapan. Saat aku menemukan metaphore itu, hatiku Menangis, karena aku yang gejala fisik aku bisa menerangi kegelapan itu dan alhamdulillah itu memang terjadi. Teman-teman yang tadinya gelap certified, setelah aku bantu temannya mereka bisa certified. Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah semua atas izin Nya aku bukan siapa-siapa. Aku ingin mengisahkan sebuah quote mengenai obor yang kubuat sendiri quotenya.. Satu hal yang penting buatku ada di situ aku ternyata adalah memang itulah aku. Semoga obor ini terus menyala sehingga semakin terang yang kubantu teman-teman yang gelap untuk menuju certified dengan penerangan demi penerangan, semakin terang obor diriku, semakin banyak membawa manfaat, semakin banyak membawa manfaat, semakin banyak membawa manfaat. Quote yang mau kusampaikan adalah hidupku ini bagaikan nyala obor yang berusaha terus menerangi di dalam gelap semakin berbagi benderang pada obor-obor yang lain semakin terang semakin terang semakin terang dan akhirnya keindahannya nampak jelas itulah dia Allah.

 

Ya Allah ya Badii’, izinkanlah aku masih menjadi obor itu, aku mau menjadi obor jiwa-jiwa yang membutuhkan bantuan sehingga aku bisa menerangi jiwa yang gelap atas izinmu ya Allah sehingga akhirnya terang dan menemukan keindahan Tuhan di obor mereka sendiri. Aku bukanlah siapa-siapa aku hanya hamba Allah yang sedang mencari terus keindahan dalam ujian demi ujian yang mengada dan mencoba untuk lebih banyak syukur sehingga menemukan miracle dari rasa syukur, miracle di zohir miracle di batin yang mengada dalam diriku yang kadang membuatku terkesima dengan keindahan dari miracle itu. Aku ridho ikhlas menjadi sebuah obor, obor jiwa buat orang-orang yang membutuhkannya. Rasa puasku adalah saat aku bisa menjadi obor yang berbagi penerangan dan akhirnya obor mereka menjadi terang semua terang-terang-terang. Semoga Allah ridho dengan keindahannya cahaya obor itu terus membanyak kepada banyak orang itu cita-citaku ya Allah.

 

Ya Allah ya Qodir, ya Allah ya salaam, ya Allah ya Quddus, ya Allah ya Aziiz, izinkan aku terus jadi obor jiwa tidak hanya di bidang coaching, di bidang healing yang telah aku datangi dan semoga juga di bidang training yang ingin aku wujudkan. Ya Allah, aku pernah mengalami perjuangan demi perjuangan sampai rasa malu, merasa minder. Namun takdirku aku adalah seorang obor jiwa yang memang sudah mulai kujalani sejak beberapa bulan ini. Dan aku menikmati proses demi prosesnya. Terima kasih ya Allah dalam kondisi aku keterbatasan fisik ku, Kau masih mentakdirkan aku menjadi obor jiwa buat orang-orang yang membutuhkan. Ya Allah jika Engkau ridho, semoga kau pantaskan aku untuk menjadi obor jiwa yang bisa menjadi penghibur dari rasa sakitku, yang bisa menjadi penggembira dari hatiku yang kebingungan, yang  bisa menjadi penyejuk disaat aku bisa melihat cahaya-cahaya obor itu menyala di orang-orang yang membutuhkan bantuanku ya Allah.

 

Ya Allah ya Jamii’, ya Allah ya Warits, Aku tidak mau sendirian menjadi obor jiwa. Semoga setelah orang-orang yang kuberi nyala obornya, saat nyalanya benderang, ia menemukan mata air keindahan Tuhan dirinya yang membuatnya sangat bahagia, ia akan melanjutkan tongkat estafet kebaikan  berikutnya kepada orang-orang berikutnya hingga terus menjadi legacy dalam sebuah circle cahaya keindahan ilahi dan cahaya kebersatuan umat yang saling menguatkan dan saling berkasih sayang  sehingga yang nampak tiada yang lain hanya jamaliyahNya, sedang ia become zero. From Zero to a Hero. Zero melambangkan we are nothing but Allah. Semakin merasa bukan siapa-siapa, semakin siapa-siapa kita di mata Allah. Apakah masih butuhkah penilaian manusia jika sudah Allah cukupkan semuanya. Alhamdulillahirobbil alamiin, segala puji hanya bagi Allah.

 

Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya dan di dalam lisanku (juga) cahaya. Jadikanlah di dalam pendengaranku cahaya dan di dalam penglihatanku (juga) cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari depanku (juga) cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya dan dari bawahku (juga) cahaya. Ya Allah, berilah aku cahaya.” (HR Bukhari Muslim). Apa mungkin aku bisa menjadi obor jiwa, jika diriku  tidak bercahaya. Si fulan Eva memohon pada Mu ya robb, agar Engkau pantaskan aku menjadi diri yang bercahaya, ijinkan ya Allah, ya Nur.

 

Ya Allah ya Qowiyy, ya Allah ya Qohhar, kuatkanlah jiwa ragaku untuk bisa menjadi obor jiwa dengan kekokohan keyakinan tentang Mu menghujam pada diri ku. Aku tiada daya upaya tanpa kekuatan dariMu. Menjadi obor jiwa adalah suatu obat rinduku padaMu, tuk berjumpa dengan Mu Wahai Al Haqq, dengan Cahaya Kebenaran Mu.

 

Ya Allah ya Shobur, berilah aku kesabaran dalam menjalankan peranku sebagai obor jiwa. Indahnya menjadi seorang obor jiwa, disaat berhasil menemukan kesabaran dalam menyalakan obor orang-orang yang membutuhkan penerangan di dalam gelap. Masyaa Allah, tabarakallah.

 

Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui hati kami. Kami telah berkumpul karena cinta-Mu, dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu, dan bersatu dalam dakwah-Mu, dan berpadu dalam membela syariat-Mu.

Maka yaa Allah, kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukkanlah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup, dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu.

Serta indahnya takwa kepada-Mu, dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu, dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu

Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah.

(DOA RABITHAH)

  

 

BAGIAN 4

Inspirasi

 

Teruntuk para pembaca Budiman yang dirahmati Allah. Apapun kita, bagaimanapun kita, siapapun kita, kita bisa menjadi obor buat jiwa kita sendiri, tolonglah diri kita dulu, baru menolong orang lain. Namun jangan menunggu sempurna, jika menunggu sempurna menolong diri sendiri, kita tidak akan mau menolong orang lain. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Peganglah firman Allah ini, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad : 7).

 

Dalam kesempatan ini, aku ingin menyemangati kepada semua teman-teman yang sedang menuju certified, atau yang  sedang tidak bersemangat untuk certified. Lihatlah aku yang dalam kondisi belum fit yang mengada pada diriku, Allah takdirkan aku masih bisa bermanfaat dengan ilmu ESQ 3.0 Coach. Semua tidak ada  halangan lagi tinggal bagaimana sang diri mau atau tidak untuk semangat menjadi seorang yang bisa berjuang menjadi certified sehingga lebih sempurna dalam menolong orang. Wahai sahabat ESQ 3,0 Coach yang mau certified BNSP, dimanapun kalian berada. Jika kalian ingin semangat dalam melakukan proses to be certified, tidak usah engkau pusing,  jalani saja. Lihatlah Si Fulan Eva, ternyata dalam kondisi belum fit pun, dia sanggup certified BNSP dalam 30 hari. Engkau pun bisa, engkau semangat, jalani saja proses demi prosesnya,  nanti tidak terasa hingga selesai juga atas izin Allah. Innerdrive mu lah yang akan menemanimu to be certified. Selama engkau punya inner drive, engkau punya orientasi, engkau  sanggup untuk mewujudkan keinginanmu untuk certified atas izin Allah. Certified bukanlah kebanggaan, certified adalah amanah. Certified bukanlah akhir, tapi awal buat seorang coach dalam berkarya menebar manfaat buat sesama. Certified adalah peluang buat mu menjadi seorang muthowif jiwa yang sangat bisa membantu sesama dengan ilmu ESQ 3.0 coaching yang sangat indah. Semoga engkau lah termasuk orangnya yang bisa certified atas izin Allah.

 

Jika terinspirasi oleh kisah aku ini, silakan dibagikan kepada yang lain. Terima kasih, barakallahu fiikum, jazakumullahu khairan katsiira. Mohon maaf lahir dan batin atas kekurangannya dari coach si fulan Eva. Yang baik-baik dari Allah, yang buruk-buruk dari si fulan Eva. Semoga Allah senantiasa meridhoi memberkahi e-book ini dengan sepenuh cinta, sepenuh asa, sepenuh kebaikan yang akan tercurah kepada kita semua amiin amiin amiin ya robbal alamin.

 

 

 

 

 

 


Eva's Coaching Journey . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates